Selasa, 31 Agustus 2010

Cinta Kasih

Nama        : Hadi Saputra
Kelas        : 1IA10
NPM        : 55409540

Rangkuman bab 3 mengenai cinta kasih

1.    Pengertian cinta kasih

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ( kepada ) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta ( kepada ) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka ( sayang ) kepada seseorang yang diserta dengan menaruh belas kasihan. Walaupun cinta kasih mengandung pengertian yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapkan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.
    Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu dapat dijelaskan sebagai berikut cinta bersifat manusiawi sedangkan nafsu tidak bersifat manusiawi. Selain itu cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah. Cinta menunjukkan perilaku memberi sedangkan nafsu cenderung menuntut.
    Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang bersifat manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar seperti pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Selain itu pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Selanjutnya Dr. Salito W. Sarsono mengemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya. Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya kurang. Cinta yang seperti itu disebut cinta yang pincang. Selain pengertian yang dikemukakan oleh Sarlito, lain halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong sesorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupaannya Ia selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara yang terhormat dan mulia, suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia pula.
 
Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi seks mengemukakan, bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua pihak serta tidak bersifat paksaan. Pengertian tanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Relasi seks yang abnormal dan perverse ( buruk, jahat ) adalah  relasi seks yang tidak bertanggung jawab, dan kompulsi yang abnormal. Hal demikian bertentangan dengan norma social, hokum, maupun agama. Abnormalitas dalam pemuasan seks menurut Dra. Kartini dibagi menjadi 3 golongan :
1.    Dorongan seksual yang abnormal
2.    Partner seks yang abnormal
3.    Dalam pemuasan dorongan seksual

2.    Kasih Sayang

Seperti yang telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya mengenai kasih, sedangkan sayang dapat dikaitkan juga dengan kasih karena dalam sayang diwujudkan secara lebih nyata rasa cinta seseorang. Sayang memperkuat rasa kasih seseorang yang diwujudkan dalam tindakan yang nyata dan semuanya bersumber dari rasa cinta. Dalam kehidupan berumah tangga, kasih sayang merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi ( pria-wanita ) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang. Misalnya tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
Menurut Erich Fromm ( 1983:54 ) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya cinta persaudaraan, cinta keibuaan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta terhadap Allah.
1.    Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan ( agape=bahasa Yunani ) diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan suku bangsa, bangsa, atau agama. Dalam cinta ini semua manusia sama sebagai makhluk ciptaan Allah. Atas dasar cinta yang demikian seseorang tidak mempunyai rasa pamrih untuk berbuat baik kepada sesamanya. Contoh tokoh yang menunjukkan cinta kasih terhadap sesamanya.
2.    Cinta Keibuan
Kasih sayang yang bersumber pada cinta keibuan, yang paling asli adalah yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Setelah anak lahir melalui penderitaan ibu yang hebat, seorang ibu memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang, yang diwujudkan dalam merawat, dan menyusui. Sebagian besar yang memiliki naluri alami seorang ibu adalah wanita namun ada juga pria yang memiliki naluri rasa kasih sayang seperti kaum wanita.
3.    Cinta Erotis
Kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis ( sifat membirahikan ) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena antara cinta dan nafsu letaknya tidak berbeda jauh, padahal sifatnya sangat bertolak belakang. Namun apabila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa didasari rasa cinta, didalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4.    Cinta Diri Sendiri
Ada pula kasih sayang yang bersumber pada cinta diri sendiri ( self love ). Didampingi mencintai sesama manusia, seseorang juga perlu memiliki cinta kepada diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya sendiri sehingga kebutuhan jasmani maupun rohaninya terpenuhi secara wajar. Tetapi dapat menjadi negative bila mementingkan diri sendiri ( egoistis ).

5.    Cinta terhadap Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual adalah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukkan kepada Allah. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

3.    Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra yang menurut kamus bahasa Indonesia berarti sangat erat atau karib sehingga kemesraan itu berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi yang nyata. Kemesraan juga dapat diartikan sama dengan keakraban yang dilandasi rasa cinta dapat muncul dalam sifat-sifat romantis, terutama dalam wijud gerak atau tingkah laku yang sedang bermesraan. Untuk dapat mewujudkan kemesraan yang sempurna diperlukan antara lain kontak mata, berbicara, bersentuhan. Mata adalah jendela jiwa sehingga dari kontak mata seseorang dapat membaca isi hati partnernya. Suasana mesra akan lebih hangat bila diikuti kata-kata yang menggambarkan rasa cinta kasih. Disinilah kemampuan manusa untuk mewujudkan keakraban terhadap partnernya karena kata-kata romantis akan lebih mengakrabkan mereka.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasar umur yaitu remaja, rumah tangga, dan manusia usia lanjut yang akan diuraikan sebagai berikut :
1.    Kemesraan dalam tingkat remaja
Kemesraan ini terjadi pada masa puber atau genetal pubertas yaitu masa dimana remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat (heteroseksual). Tingkat kemesraan antara pria dan wanita tentunya sangatlah berbeda yaitu biasanya tingkat kemesraan pria lebih agresif atau mendahului daripada wanita. Namun dalam masa-masa terakhir ini kaum pria mulai dikalahkan peranannya oleh wanita, beberapa faktor yang menjadi penyebab antara lain :
a.    Jumlah wanita pada umumnya lebih banyak daripada wanita
b.    Masyarakat maupun wanita lebih mengarah pada perkawinan monogami
c.    Emansipasi wanita dan kemunduran pria terjadi dalam banyak hal seperti dalam karier.

2.    Kemesraan dalam rumah tangga
Merupakan kemesraan antara suami dan istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun – tahun pertama perkawinan kemesraan masih sangat terasa, tetapi seiring berjalannya waktu kebutuhan semakin berkurang dalam hal kemesraan,hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu misalnya saja seperti faktor fisik yang sudah tidak menarik perhatian lagi,faktor psikis yaitu rasa jenuh terhadap pasangan yang ada,setelah itu faktor berikutnya adalah faktor sosial,yaitu karena tadinya sang istri memperhatikan suami sekarang lebih memperhatikan anak – anaknya maupun cucunya. Hal – hal tersbut dapat memicu kurangnya kemesraan antara hubungan suami dan istri. Faktor kasih sayang yang merupakan perekat dalam kerukunan rumah tangga.



3.    Kemesraan manusia usia tingkat lanjut
Kemesraan bagi manula sangatlah berbeda dengan usia muda,kemesraan itu diwujudkan dengan cara menonton televisi, makan, jalan – jalan, dan lain sebagainya.

4.    Pemujaan

Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa-dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan Yang Mahakuasa. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, hal ini karena pemujaaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Pengertian Yang Mahakuasa sekarang sudah lebih mantap dengan sebutan Tuhan Yang Mahaesa, Allah Yang Mahakuasa.
a.    Cara Pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama kepercayaan, kondisi, dan situasi.
b.    Tempat Pemujaan
Untuk tempat pemujaan merupakan tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Misalnya bagi umat Islam akan melakukan ibadahnya di masjid.
c.    Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Cinta menimbulkan daya kreativitas pecintanya, salah satunya adalah mencipta. Dalam seni pahat banyak dijumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau sesuatu yang dipuja.



2. Jawablah pertanyaan berikut :
a.    Perbedaan antara cinta dan nafsu
1.    Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
2.    Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan nafsu bersifat jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagian. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan seks semata.
3.    Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.

b.    Unsur-unsur cinta yaitu :
1.    Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
2.    Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela.
3.    Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar membuka dirinya.
4.    Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
c.    Cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu :
1.    Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
2.    Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi dan tidak saling menyimpan rahasia.
3.    Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tidak bertemu.

d.    Kasih adalah perasaan sayang atau cinta ( kepada ) atau menaruh belas kasihan.

e.    Hubungan seksual yang dalam bentuk normal dan bertanggung jawab adalah bahwa dalam hubungan tersebut tidak menimbulkan efek atau konflik bagi kedua pasangan tersebut dan tidak adanya tekanan ataupaksaan dalam hubungan tersebut. Dan memahami atau menyadari konsekuensinya serta mau bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.

f.    Hubungan seksual yang dalam bentuk abnormal perverse adalah seperti hubungan seks yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan norma sosial, hukum, dan agama. Seperti pelacuran yang dilakukan seorang wanita karena dorongan ekonomi dan keterbatasan biaya.

g.    Dra. Kartini Kartono membagi 3 golongan dalam hal abnormalitas dalam pemuasan seks, yaitu :
1.    Dorongan seksual abnormal
a.    pelacuran ( prostitution ) yang pada umumnya dilakukan oleh para wanita karena keterbatasan biaya dan kekurangan dalam hal ekonomi.
b.    perzinahan ( adultery ) dilakukan oleh pria atau wanita yang sudah menikah dengan partner yang bukan merupakan pasangan legal.
c.    perkosaan ( rape ) yaitu perbuatan cabul dengan cara kekerasan atau paksaan.
d.    bujukan ( seduction ) yaitu bujukan atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.
2.    Partner seks yang abnormal
a.    Homoseksualitas, yaitu dua orang yang berjenis kelamin sama yang melakukan hal hubungan layaknya pasangan lawan jenis.
b.    Zoofila, merupakan bentuk cinta mesra atau abnormal antara manusia kepada binatang.
c.    Pedofilia, yaitu suatu bentuk pemuasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak kecil.
d.    Geronto-seksualitas, dilakukan oleh pemuda yang melakukan hubungan dengan wanita yang jauh lebih tua.
3.    Dalam pemuasan dorongan seksual
a.    Voyeurism atau Peeping Tom, yaitu dilakukan oleh seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang telanjang, sebagian besar dilakukan oleh pria dibandingkan wanita.
b.    Transvestutisme, yaitu merupakan gejala pathologis yang dilakukan dengan cara memakai pakaian lawan jenis.
c.    Transseksualisme, terjadi ketika seseorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berbeda dengan struktur tubuhnya.

h.    Menurut Erich Fromm ( 1983:54 ) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya cinta persaudaraan, cinta keibuaan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta terhadap Allah.

i.    Kemesraan berasal dari kata mesra yang menurut kamus bahasa Indonesia berarti sangat erat atau karib sehingga kemesraan itu berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi yang nyata. Kemesraan juga dapat diartikan sama dengan keakraban yang dilandasi rasa cinta dapat muncul dalam sifat-sifat romantis, terutama dalam wijud gerak atau tingkah laku yang sedang bermesraan. Untuk dapat mewujudkan kemesraan yang sempurna diperlukan antara lain kontak mata, berbicara, bersentuhan. Mata adalah jendela jiwa sehingga dari kontak mata seseorang dapat membaca isi hati partnernya. Suasana mesra akan lebih hangat bila diikuti kata-kata yang menggambarkan rasa cinta kasih. Disinilah kemampuan manusa untuk mewujudkan keakraban terhadap partnernya karena kata-kata romantis akan lebih mengakrabkan mereka.

j.    Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasar umur yaitu remaja, rumah tangga, dan manusia usia lanjut yang akan diuraikan sebagai berikut :
1.    Kemesraan dalam tingkat remaja
Kemesraan ini terjadi pada masa puber atau genetal pubertas yaitu masa dimana remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat (heteroseksual). Tingkat kemesraan antara pria dan wanita tentunya sangatlah berbeda yaitu biasanya tingkat kemesraan pria lebih agresif atau mendahului daripada wanita. Namun dalam masa-masa terakhir ini kaum pria mulai dikalahkan peranannya oleh wanita, beberapa faktor yang menjadi penyebab antara lain :
a.    Jumlah wanita pada umumnya lebih banyak daripada wanita
b.    Masyarakat maupun wanita lebih mengarah pada perkawinan monogami
c.    Emansipasi wanita dan kemunduran pria terjadi dalam banyak hal seperti dalam karier.

2.    Kemesraan dalam rumah tangga
Merupakan kemesraan antara suami dan istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun – tahun pertama perkawinan kemesraan masih sangat terasa, tetapi seiring berjalannya waktu kebutuhan semakin berkurang dalam hal kemesraan,hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu misalnya saja seperti faktor fisik yang sudah tidak menarik perhatian lagi,faktor psikis yaitu rasa jenuh terhadap pasangan yang ada,setelah itu faktor berikutnya adalah faktor sosial,yaitu karena tadinya sang istri memperhatikan suami sekarang lebih memperhatikan anak – anaknya maupun cucunya. Hal – hal tersbut dapat memicu kurangnya kemesraan antara hubungan suami dan istri. Faktor kasih sayang yang merupakan perekat dalam kerukunan rumah tangga.

3.    Kemesraan manusia usia tingkat lanjut
Kemesraan bagi manula sangatlah berbeda dengan usia muda,kemesraan itu diwujudkan dengan cara menonton televisi, makan, jalan – jalan, dan lain sebagainya.

1 komentar: