Senin, 23 Agustus 2010

Tugas IBD-Posisi Manusia

POSISI MANUSIA DIANTARA MAKHLUK LAINNYA


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 
Seperti yang kita telah ketahui bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal, pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang diberikan Tuhan YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Tapi banyak dari mereka yang menyalahgunakan kepemimpinannya untuk melakukan perbuatan yang tidak baik bahkan ada juga dari mereka yang menghiraukan atau tidak peduli sama sekali dengan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi seperti yang sudah tertulis di dalam Al Qur’an.

1.2 Tujuan dan maksud penulisan
Tujuan dan maksud dari penulisan mengenai posisi manusia diantara makhluk lainnya adalah agar kita dapat memahami lagi arti penting kedudukan manusia di muka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk lainnya. Karena dengan kelebihannya itulah yang menjadikannya berbeda dengan makhluk lainnya. Selain itu tujuan dari penulisan ini adalah agar kita juga dapat mengetahui bahwa kedudukan manusia di muka bumi ini juga telah tercantum di dalam Al Qur’an sehingga kepastiannya pun tak diragukan lagi. Penulisan ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar ( IBD ).

1.3 Manfaat Penulisan 
Manfaat dari penulisan ini adalah
  1. Agar kita dapat mengetahui lagi tentang posisi manusia diantara makhluk lainnya .
  2. Dapat menumbuhkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku yang baik antara sesama manusia ataupun kepada makhluk lainnya.
  3. Bisa dijadikan bahan referensi bagi mereka yang ingin mendalami manusia serta hubungannya dengan makhluk lain.
  4. Dapat mengenal lebih dalam tentang dirinya sendiri dibanding makhluk lain.


PEMBAHASAN
Seperti yang telah kita ketahui, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Selain itu manusia juga merupakan makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Maka dari itulah manusia tidak hanya menjadi makhluk individu tapi juga merupakan makhluk sosial.

1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. 
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:

a.    Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.    Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c.    Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.    Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.



3. Manusia sebagai khalifah
Telah kita ketahui bersama bahwa manusia diciptakan di muka bumi ini untuk menjadi khalifah. Dan pernyataan ini tidak perlu diragukan lagi karena sudah tercantum dalam kitab suci Al Qur’an. Dengan segala kesempurnaannya diharapkan manusia juga dapat menjaga lingkungannya. Dengan disertainya akal pikiran, hati, dan perasaan diharapkan manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir,

maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya

“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Rangkuman
    Jadi manusia diciptakan oleh Tuhan YME menjadi makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk lainnya. Dengan akal, pikiran, dan perasaannya manusia dijadikan khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Selain itu manusia juga harus menjaga lingkungannya karena manusia dilengkapi kemampuan untuk menjaga lingkungan. Selain menjadi khalifah di muka bumi manusia juga merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Sedangkan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Maka dari itulah keberadaan manusia di muka bumi ini amat penting bagi makhluk yang lainnya juga karena semuanya itu saling berhubungan.

Referensi
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-manusia.html
http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar